Kepada, Tuan di Masa Depan


"Hai! Aku nona manja dari planet Venus yang datang ke bumi. Bolehkah, tuan memperkenalkan diri sejenak?" Sapaku kepada lelaki di depanku.

Namun dia hanya diam, tak membalasku.

"Tuan! Halo Tuan! Aku berbicara denganmu." Aku meninggikan nada bicaraku, masih berusaha untuk menarik perhatiannya.
Namun dia tak mengindahkan, tetap diam dan berdiri membelakangiku.

Perlahan, dia melangkahkan kaki, berjalan pergi menjauh dariku. Tak banyak langkahnya, lalu dia kembali berhenti. Tetap diam, berdiri membelakangiku.

"Baiklah Tuan, begini saja. Jika kau tak mau berbalik badan dan berbicara denganku, tetaplah disitu. Jangan bergerak, jangan menghilang. Cukup dengarkan aku. Sebentar saja, lalu kau boleh pergi. Bagaimana Tuan, terima penawaranku? Aku mohon.."
Dia tetap diam disana, tak bergerak, tandanya dia setuju dengan penawaranku.

"Sebelumnya aku ingin bertanya, apa kau yakin ingin menyesap harumnya kopi di setiap pagi, bersamaku? Apa kau yakin akan mengelus punggungku dan mengecup keningku di saat aku membuka mata? Apa kau yakin tetap ada di sampingku dan akan menenangkanku saat aku kesal dan marah? Apa kau yakin akan memberiku semangat saat aku berjuang melawan kematian dan apakah kau akan menjadi orang pertama yang tersenyum bahagia saat seorang manusia baru terlahir dari rahimku?"

"Maaf tuan, jika aku terlalu banyak bertanya tapi aku hanya ingin meyakinkanmu. Aku tak ingin semua terjadi karena terburu-buru ataupun karena keterpaksaan. Tenang tuan aku tak akan meminta jawabmu sekarang, pikirkan saja dulu, tapi jika 'tidak' jawabmu akan pertanyanku, sebaiknya kau urungkan saja semua.

"Tuan, kenapa kau tak melangkah mundur dan berbalik badan ke arahku lalu memelukku sekarang? Lihat aku sedang kedinginan, hujan ini terlalu deras. Jika tidak demi kau, aku sudah pergi dari tadi. Aku kira kau tau itu tuan, aku hanya ingin lebih mengenal sosokmu agar nanti saat kita dibawah selimut yang sama tak ada kecanggungan diantara kita."

"Tuan, sampai kapan kau disana hanya diam seperti itu? Aku tau kau kedknginan sama sepertiku, lihat tubuhmu, menggigil. Saranku, coba kita saling merengkuhkan tangan di pinggang lau kita secepatnya pergi dari sini untuk menyesap aroma kopi bersama. Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya sekali lagi. Apa kau yakin ingin berbagi selimut bersamaku, nona manja dari Venus ini?"

"Iya, aku yakin. Kamu pilihanku, kamu yang akan kubagi selimutku, kamu yang akan menemaniku menyesap aroma kopi, kamu yang akan kukecup keningnya setiap pagi dan kamu yang akan  menghiasi hariku dengan senyum. Namun, tidak sekarang aku menunjukkan sosokku. Nanti, semesta akan menuntunmu ke masa itu. Yakinlah bahwa siapapun dan bagaimanapun aku, aku sangat mencintaimu, aku ingin menikmati hari-hariku bahagia bersamamu, Nona manja."

Setidaknya aku mendengar, Tuan itu mengucapkan beberapa kalimat untuk meyakinkanku sebelum ia kembali menghilang, pergi bersama hujan.


#6 #30HariMenulisSuratCinta #PosCinta

Komentar