Untuk Kamu, yang Sering Mengataiku Tak Peka

Hai kamu! Selamat hari senin!

Lagi apa kamu? Coba aku tebak, pasti sekarang lagi bertapa di kosan ya, apa lagi belajar? Ah, tapi kayanya gak mungkin kalo belajar kamu bukan tipe kutu buku. Apa kamu lagi kencan? Gak mungkin juga, ini bukan sabtu malem dan kamu kan jomblo gak punya pacar jadi kalo mau kencan, kencan sama siapa. *ditoyor*  Hmmm, apa mungkin lagi mikirin aku? Nah, kalo yang ini mungkin secara aku anaknya berpotensi buat menarik perhatianmu untuk memikirkanku. Hehe..

Aku sudah membaca balasan suratmu, isinya begitu we o we be ge te yah. *terharu* *ambil tisu* Ah, jika tau kita akan berbalas surat seperti ini, aku menggaetmu menjadi partner menulisku di #DuaHati. Tapi ya sudahlah toh pendaftarannya juga sudah ditutup. Ohiya, terimakasih sudah menuliskan cerita tentang aku di sembilan belas pertamamu, terimakasih sudah tidak membuka semua kartuku di ceritamu demi tak menghambat jodohku dan terimakasih sudah menyebutku seorang yang tak peka (lagi).

Soal tak peka, kamu orang kesekian yang menyebutku seperti itu. Bukan bermaksud untuk membela diri, tapi sampai sekarang aku tak tau dimana letak tak kepekaanku, aku merasa aku biasa saja seperti wanita umumnya. Yah, mungkin aku lebih berhati-hati saja untuk mengartikan sikap atau perhatian lelaki kepadaku. Aku takut berekspetasi terlalu tinggi terhadap sikap mereka, takut kegeeran karena sikap atau perhatian lelaki itu sulit untuk ditebak. Mungkin, aku harus belajar lebih memahami arti peka dan berhati-hati itu seperti dan aku butuh seseorang untuk mengajariku tentang hal itu. Kalo mau, kamu bisa menjadi relawan untuk mengajariku soal kepekaan.

Sudah ah sipinky sudah rewel minta di-charge. Sekali lagi terimakasih.
Ohiya kamu gak usah mencari sisi menarikku dimana takut nanti kamu jatuh cinta. ^^v

Balas, jika sempat dan berminat.

Sahabatmu,
Dor


#8 #30HariMenulisSuratCinta #PosCinta

Komentar