Kepada :
Perempuan Dalam Cermin
Perempuan Dalam Cermin
Hai, apa kabar?
Ku dengar kau sedang bermasalah dengan hatimu.
Ah klise, paling kau lagi-lagi terjebak dengan masa lalumu. Entah masa lalu yang mana lagi. Yang dengan terus-terusan menyakitimu atau yang terus-terusan kau sakiti. Entahlah. Yang jelas judulnya tetap saja masa lalu.
Ku dengar kau sedang bermasalah dengan hatimu.
Ah klise, paling kau lagi-lagi terjebak dengan masa lalumu. Entah masa lalu yang mana lagi. Yang dengan terus-terusan menyakitimu atau yang terus-terusan kau sakiti. Entahlah. Yang jelas judulnya tetap saja masa lalu.
Aku heran denganmu, kenapa kau serasa ketagihan dengan yang namanya membuka luka lama. Apa kau tak bosan untuk bermain-bermain dalam lubang yang sama dan melukai kembali hati yang susah payah memperbaiki dirinya.
Aku juga sudah bosan menceramahimu dengan segala urusan yang berhubungan dengan hati. Egomu terlalu tinggi untuk menerima saranku, pun mengakui atas perasaanmu sendiri. Serta kadar kebosananmu yang melebihi rata-rata yang membuat mengartikan perasaanmu semakin susah.
Kadang aku merasa kasian dengan hatimu. Sebentar kau buat senang sebentar kau sakiti lagi. Dan kejadian seperti ini terus saja berulang mulai jaman hatimu masih utuh hingga menjadi kepingan seperti ini.
Lewat surat ini, aku ingin memberitaumu bahwa hatimu sekarang ini sedang memulihkan keadaan seperti sedia kala. Jadi, kumohon kau mendukungnya dengan tidak kembali bermain-main dengan masa lalumu. Hatimu sekarang kembali menjadi utuh, jadi tolong jangan lagi kau hancurkan dengan egomu.
Lewat surat ini pula, aku ingin mengajakmu untuk menurunkan egomu agar tak lagi menyakiti hatimu dan sedikit lebih mudah untuk mengakui apa yang sedang kau rasakan.
Terakhir, lewat surat ini aku ingin berpesan, jatuh cintalah dengan baik kepada orang yang baik. Sayangi hatimu, jaga dia dan berikan kesempatan untuknya untuk kembali utuh.
23 Februari 2014, 16:58
Wanita di Sebrang Cermin
Wanita di Sebrang Cermin
Komentar
Posting Komentar