Kepada :
Kamu di Masa Depan
Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam!
Hai, Kamu! Apa kabarmu hari ini? Semoga baik, karena aku
selalu menyelipkan namamu dalam doaku agar kamu selalu ada dalam lindunganNya.
Ah, aku sangat penasaran dengan wujudmu. Kamu nanti kurus
atau gendut? Tinggi atau pendek? Berambut hitam atau pirang? Keriting atau
lurus? Berhidung mancung atau pesek?
Bermata belo atau sipit? Berkulit putih atau gelap? Entahlah. Yang jelas kau
adalah sesosok manusia pertama yang aku lihat di setiap pagi.
Kata ibuku, kau lelaki yang tak akan pernah membuatku
menangis dan akan selalu membuatku bahagia. Kata bapakku, kau lelaki yang akan
menjadi imam yang baik untuk keluarga kecilku serta menjadi panutan oleh
anak-anakku. Kataku, kau lelaki yang kelak berbagi ranjang denganku dan
mengusap punggungku dengan telon sebelum tidur.
Ohiya, ada baiknya aku memperkenalkan diri dulu agar kau tak
kaget nanti dengan sosokku yang absurd ini. Aku anaknya mungil tapi hobi banget
jatuh dari kasur, jadi nanti tugasmu untuk memelukku agar aku tak jatuh. Aku
juga hobi ketiduran di kamar mandi, jadi nanti kalo kamar mandi sedang terkunci
dan tak ada suara dari dalam, kau jangan panik, aku tidak bunuh diri kok hanya
ketiduran, cukup ketuk pintunya dan panggil dengan sayang agar aku terbangun.
Aku juga pecandu kopi, tapi tenang jika kau tak suka kopi, aku
tak akan memaksamu untuk menjadi pecinta kopi sama sepertiku, cukup temani aku
menikmati kopi dengan cokelat atau tehmu di setiap pagi. Aku juga pecinta sepak
bola, jadi nanti kalo kau suka dengar teriakan di tengah malam jangan kaget dan
panik, aku sedang tak berteriak minta tolong karena ada maling di rumah kita
tapi aku sedang heboh dengan tim kesayanganku. Dan, kau tenang saja meski aku
sangat cinta dengan timku Manchester United aku tak memaksamu untuk mencintai
yang sama, cukup cinta kita saja yang sama aku sudah bahagia. Bahkan, jika
nanti kau tak suka menonton sepak bola, aku juga tak apa, aku tak akan
memaksamu untuk menjadi sama denganku. Mungkin
cukup itu saja aku mendeskripsikan diriku, sisanya nanti akan kau ketahui
sendiri saat kau sudah merasakan berbagi ranjang denganku.
Jadi, bagaimana, Tuan? Setelah membaca surat ini, kau tak
ingin menunjukkan wujudmu lebih cepat? Sekarang, mungkin? Agar aku tak lagi
berangan-angan menerka wujudmu nanti seperti apa. Agar kita bisa saling
mengenal dan mengakrabkan diri mulai dari sekarang. Jika, Tuan berminat memberi tahu wujud Tuan sekarang, silahkan
langsung menghubungi si penulis surat ini ya.
Di akhir surat ini, aku berpesan agar Tuan dapat menjaga
hati Tuan dengan baik karena nanti hati itu akan menjadi milikku, sebagai
pelengkap hatiku yang berlubang ini.
6 Februari 2014, 14:28
Salam
Aku, Teman Seranjangmu
Nanti
saudaraku mungkin bukan lelaki yang kelak berbagi ranjang denganmu, tapi dia dan kamu memiliki hobi yang sama pecinta kopi dan sepak bola, jadi kelak sebelum tidur dia akan berbagi teriak denganmu atau terjaga sampai pagi karena kopi yang kalian minum.
BalasHapus