pict source: pinterest
Masih seperti biasa,
malam mingguku tak spesial. Begini-begini saja. Diam di kamar baca novel,
sambil pasang earphone dan mendengarkan lagu apa saja.
Mendadak musik
playerku berhenti saat We Can Take The Long Way -
Jason Mraz terputar.
When you
love someone
Your heartbeat beats so loud
When you love someone
Your feet can't feel the ground
Your heartbeat beats so loud
When you love someone
Your feet can't feel the ground
Sebuah
pesan singkat dari Rama ku terima yang menanyakan keberadaan.
Cler, di rumah kan?
Iya. Mau ngajak jalan lo?
Yup. Ngopi yuk. Bareng sama anak-anak biasa.
Oke. Jam brapa?
Jam 7 gue jemput.
Siiip. Gue siap-siap kalo gitu.
Entah
kenapa, setelah mendapat sms dari Rama aku ngerasa seneng banget. Padahal emang
biasanya kan dia juga sering ngajak jalan bareng. Bersiap-siaplah aku, dandan
ala gadis remaja kekinian yang hendak pergi berkencan.
Gue di depan. Buru!!
Lho katanya bareng-bareng, kok cuman berempat?
Tanyaku
heran, karena di mobil cuman ada Reno dan Jean.
Pada gak bisa. Udah buruan masuk.
Jawab
Rama ketus seperti biasanya.
Jadi kemana sih kita?
Nanya mulu lo kaya supir bajaj. Diem aja. Duduk situ
yang manis ntar juga tau.
***
Selamat datang di Kafe Pondok Kopi.
Sapa mas-mas yang ada di
depan pintu kafe.
Ini kafe sepi amat,
batinku dalam hati.
Kenapa lo diem aja?
Duduk sini.
Bentar, ini kafe sepi amat sih. Pada gak ada
yang kencan disini apa. Jangan-jangan makanannya gak enak. Atau mbak - masnya galak. Kita di tempat biasa aja yuk.
Clara.. Kebiasaan deh.
Kalo belum tau jangan komen dulu dong. Disini makanannya enak kok. Ada pancake sama vanilla latte kesukaan lo. Tenang aja terjamin disini mah. Gue sama Reno sering main kesini.
Kalo belum tau jangan komen dulu dong. Disini makanannya enak kok. Ada pancake sama vanilla latte kesukaan lo. Tenang aja terjamin disini mah. Gue sama Reno sering main kesini.
Memang sih tempatnya asik.
Ada band akustiknya kalo malem minggu gini bikin suasananya makin romantis.
***
Di sela-sela obrolan kami
yang sedang seru-serunya tiba-tiba Jean dan Reno pamitan buat keluar sebentar.
Katanya sih mau cari kado buat tantenya yang besok ulang taun.
Lalu band akustik yang
sedari tadi memainkan lagu-lagu Iwan Fals mendadak berubah haluan dengan
memainkan lagu-lagu romantis dari Weslife.
Bersamaan dengan
dimainkannya More Than Words – Westlife, Rama berdiri dan menggenggam tanganku.
Clara Ayunda.
Aku jatuh cinta sama kamu. Sejak pertama kali
kita bertemu.
Aku selalu suka dengan cara kamu tertawa, cara
kamu bercerita dan aku suka dengan cara mata kamu menatapku.
Aku selalu menikmati waktu-waktu kebersamaan
kita.
Aku selalu mencari-cari cara agar sesering
mungkin kita bertemu. Melakukan hal-hal gila dan menyenangkan bersamamu.
Aku tau sebenarnya kata-kata ini tak pantas ku
ungkapkan untuk sahabatku sendiri.
Namun, semakin aku mengelak, semakin kuat pula perasaan ini untukmu.
Namun, semakin aku mengelak, semakin kuat pula perasaan ini untukmu.
Bukankah memang, jatuh cinta tak pandang bulu?
Seperti saat ini, aku jatuh hati dengan sahabatku sendiri. Apa itu salah? Tidak
kan?
Aku diam. Lidahku serasa
kaku untuk menanggapi apa yang baru saja diungkapkan oleh Rama. Aku hanya
menatapnya dan genggaman tangan Rama pun semakin kuat.
Maaf Cler. Kalau aku lancang mengungkapkan
perasaanku ke kamu. Tapi aku udah gak kuat lagi buat nahan, gak bilang ini sama
kamu. Maaf, Cler.
Rama. Gak ada yang salah kok. Gak ada yang perlu
dimaafin.
Aku cuman takut kalau ini hanya perasaan kamu yang kelewat nyaman sama aku, bukan cinta.
Aku cuman takut kalau ini hanya perasaan kamu yang kelewat nyaman sama aku, bukan cinta.
Cler, kalo ini bukan cinta dan hanya sebatas
nyaman. Gak mungkin sampai selama ini. Mungkin seminggu dua minggu setelah
ketemu kamu udah ilang. Tapi ini tiga taun Cler. Tiga taun!
Aku kembali diam tak menanggapi perkataan Rama an
Rama pun memelukku.
Clara. Aku tak butuh jawabanmu. Aku tak
memaksamu untuk merasakan yang sama sepertiku. Aku tak memaksamu untuk jatuh
cinta juga kepadaku.
Aku hanya ingin kamu tau, jika disini. Aku, Rama
sahabatmu sayang sama kamu. Cinta sama kamu.
Selagi kita masih bisa jalan bareng dan bisa jagain
kamu, aku sudah seneng kok.
Aku bakal jaga baik-baik hati ini buat kamu. Sampai
kamu siap untuk menerimaku di hatimu.
***
Rama.
Terimakasih untuk malam ini.
Aku juga bakal jaga hatiku buat kamu.
Asal kamu tau, aku seneng malem ini. Aku seneng
banget Ram.
Aku seneng karena mulai malam minggu ini dan
seterusnya aku tak sendiri. Ada kamu yang akan menemaniku.
Aku sayang kamu.
Itu pesan yang ku kirim
untuk Rama malam minggu lalu. Sebelum aku tau, bahwa semua yang dikatakannya
malam minggu lalu hanyalah omong kosong.
Rama bulan depan akan
bertunangan dengan Jean. Iya Jean, yang belakangan juga aku ketahui bahwa
hubungannya dengan Reno hanya untuk mengelabuhiku. Reno adalah sepupu Rama. Entah salah apa yang sudah ku perbuat kepada tiga sekawan itu hingga mereka tega dan bersepakat untuk membuatku tak percaya cinta lagi.
Brengsek memang.
Cinta memang brengsek. Aku
tak akan mempecayainya, meski kata itu datang dari seorang sahabatku sendiri.
Komentar
Posting Komentar