pict source: pinterest
Harusnya memang benar aku tak usah menjatuhkan hati kembali.
Biar, hatiku dimiliki oleh banyak orang tanpa aku harus menjatuhkannya.
Egois.
Bahkan mungkin ini terlalu jahat.
Tapi, toh ini demi kebaikanku.
Merapikan hati yang sudah pernah patah berkeping-keping itu susah.
Tak hanya membutuhkan banyak waktu, tapi upaya-upaya lain juga perlu.
Maka, sudah menjadi kewajibanku untuk menjaganya ketika hati ini mulai rapi dan utuh kembali.
Dulu, aku terlalu mudah bahkan ceroboh dalam hal menjatuhkan hati.
Aku tak terlalu menghiraukan hak hati untuk hidup dengan tenang dan damai.
Aku suka memaksanya bekerja terlalu keras.
Setelah ku jatuhkan, aku memaksanya untuk pulih dalam waktu yang cepat.
Lalu, aku kembali menjatuhkannya.
Begitu terus.
Sampai akhirnya aku menyerah, aku tak bisa lagi memaksanya bekerja terlalu keras untuk pulih dengan sendirinya.
Aku menjatuhkannya terlalu keras.
Ia remuk.
Ia patah.
Ia hancur.
Berkeping-keping.
Bahkan, waktu itu aku tidak tau bagaimana cara memulihkannya,
Aku tidak tau bagaimana membuatnya utuh kembali.
Tapi dengan itu, aku sadar
Bahwa aku tidak boleh egois dengan hatiku sendiri.
Aku berubah.
Aku lebih berhati-hati dalam menjatuhkan hati
Aku masih egois, tapi aku memilih egois dengan objek yang berbeda.
Aku membiarkan mereka memiliki hatiku dalam waktu yang bersamaan
Tapi aku tak membiarkan hatiku jatuh kepada siapapun
Sampai akhirnya,
Kamu datang
Aku mulai percaya untuk kembali menjatuhkan hati
Aku percaya bahwa kali ini hatiku akan jatuh dengan hati-hati pada hati yang tepat
Aku percaya bahwa kamu memiliki hati yang baik, dan tidak akan membuat hatiku jatuh terpelanting, dan pada akhirnya akan patah-hancur-berkeping-keping
Entahlah
Sampai saat ini aku belum menemukan alasan, bagaimana bisa aku mempercayaimu menjadi tempat jatuhnya hatiku
Kamu yang datang begitu cepat
Kamu yang datangnya tidak terduga
Tapi, kamu berhasil memegang kuasa atas hatiku
dan kamu pula
yang kembali membuat hatiku jatuh
terpelanting
hancur
AH SIAL!
Hatiku kembali jatuh tidak hati-hati
Komentar
Posting Komentar